Monday, September 25, 2023

Artificial Intelligence Bagai Pedang Bermata Dua

 

Gambar: BPK RI

Perkembangan Artificial Intelligence (AI) akhir-akhir ini begitu pesat, AI berkembang di berbagai lini seperti di bidang kedokteran, pendidikan bahkan di dunia hiburan atau perfilman atau pun kontent kreator Youtube. Chat GPT adalah salah satu contoh yang sangat populer saat ini, bagaimana fungsi kecerdasan buatan ini dapat membantu kita bertanya tentang segala  hal, mirip dengan fungsi mesin pencari google namun lebih spesifik dalam melaksanakan perintah manusia. Di bidang kedokteran misalnya, Artificial Intelligence dapat mendiagnosa penyakit dengan lebih cepat dan tepat. Dalam dunia konten creator, para Youtuber pun di manjakan dengan berbagai aplikasi untuk membuat pekerjaan menjadi lebih mudah, dari mulai editing video, gambar dan suara yang lebih cepat dan efektif. Sebut saja aplikasi Pictory AI atau Canva, yang dapat membuat video dengan sangat cepat dengan script video yang sudah kita siapkan tentunya. 

Perkembangan Artificial Intelligence tentu saja membuat manusia lebih produktif dalam melakukan pekerjaannya, namun perkembangan artificial intelligence ini bukan tanpa masalah dan kritik. Beberapa tokoh besar di bidang teknologi sebut saja Bill gates dan Elon Musk, mereka mengatakan bahwa jika perkembangan artificial intelligence atau kecerdasan buatan ini tidak di barengi dengan pengawasan dan aturan yang ketat, maka akan menimbulkan boomerang bagi manusia itu sendiri. Bahkan seorang perintis artificial intelligence yang bernama Geoffrey Hinton, yang adalah seorang mantan karyawan Google yang merintis artificial intelligence dari awal, mengatakan perkembangan artificial intelligence begitu mengkhawatirkan, karena tidak di imbangi dengan aturan atau rambu-rambu bagaimana orang menciptakan dan menggunakan kecerdasan buatan tersebut. 

Berbagai kekhawatiran oleh para tokoh teknologi tersebut bukan tanpa alasan, lihat saja saat ini sudah banyak dampak yang sedikit banyak membuat kita khawatir. Beberapa tindakan kriminal akibat penggunaan AI ini sudah mulai kita rasakan, misalnya adanya manipulasi figur tertentu, yang dibuat oleh program AI ini. Misalnya aplikasi Deep Fake, yang dapat membuat figur tertentu yang mirip dengan seseorang, dan dapat di buat seolah-olah figur tersebut melakukan hal yang negatif misalnya, yang tujuannya memojokkan figur tersebut, seolah-olah adalah pelaku kriminal. Deep Fake sangat bisa terjadi di masa-masa kampanye politik mendekati pemilu, yang tujuannya ingin memojokkan citra politisi tersebut. Di Eropa sendiri sempat melarang Chat GPT beroperasi di wilayah Eropa khususnya Italia, pelarangan tersebut dikarenakan Chat GPT memberikan informasi yang salah terhadap figur tertentu yang cenderung negatif, dan melanggar privasi orang tersebut. Pada akhirnya Italia kembali memperbolehkan Chat GPT beroperasi, dengan syarat yang cukup ketat, misalnya pembatasan umur bagi penggunanya.

Itulah sederet masalah yang di timbulkan akibat massive nya perkembangan AI tersebut, disamping banyak juga manfaat yang besar dari kecerdasan buatan tersebut. Bagaimana sikap kita terhadap perkembangan artificial intelligence yang begitu pesat? menurut saya kita perlu belajar dan mengikuti perkembangan artificial intelligence, dan juga memahami dampak yang akan kita terima jika menggunakan AI tersebut, sehingga kita tetap waspada agar terhindar dari dampak negatifnya.

Memang perkembangan Artificial Intelligence bagai pedang bermata dua, disamping manfaat nya yang begitu besar, namun ada konsekuensi yang kita terima dengan perkembangan AI tersebut. Yang penting adalah kita tidak anti terhadapa kemajuan teknologi, namun memanfaatkan nya untuk kebaikan umat manusia dan tetap waspada tentunya.

No comments:

Post a Comment