Tuesday, June 30, 2015

Bersyukur Untuk Hidup Saat Ini


Sumber: Google image
Hari ini tersiar kabar berita duka cita, yakni jatuhnya pesawat Hercules milik TNI AU di Medan.
dikabarkan seluruh penumpang yang berjumlah lebih dari seratus orang meninggal dunia (Kompas, 30/6 2015).
Bukan Hanya itu, berbagai bencana alam pun hampir setiap hari terjadi di negeri ini. Mulai dari Erupsi gunung merapi, tanah longsor, banjir dll.

Sebagai umat beragama, sudah semestinya kita semakin mendekatkan diri kepada Sang Pencipta, seraya bersyukur sampai saat ini kita masih diberikan keselamatan, dan kehidupan yang baik. Bersyukur akan hidup yang kita rasakan saat ini akan membuat kita memiliki semangat dan energi baru untuk menjalankan hidup. Bersyukur bukan hanya ketika kita mendapatkan hal-hal yang besar, tetapi hal-hal yang kecil pun patut kita syukuri.

Jika kita terlepas dari segala musibah, bukan berarti kita lebih baik dari mereka yang terkena bencana. Bukan berarti pula mereka lebih berdosa dari kita, yang harus kita lakukan adalah bersyukur dan tetap berjaga-jaga agar kita tetap dekat dengan Tuhan, sang pencipta kita.

Dunia semakin tua, berbagai bencana terjadi dimana-mana. Hendaknya peristiwa ini dapat kita ambil hikmahnya agar kita semakin berjaga-jaga. Seperti ada tertulis, tanda-tanda alam dapat kita baca, maka sepatutnya kita dapat membaca tanda-tanda zaman agar kita tetap berjaga-jaga dengan iman kita.

Salam.

Wednesday, June 17, 2015

Terasing di Negeri Sendiri

Menteri Perindustrian Bapak Saleh Husin (Ke-2 dr kanan, dan Bapak Agum Gumelar ke-3 dr Kanan)
Hari Senin tanggal 15 Juni 2015 saya mengikuti acara konferensi hubungan ekonomi Indonesia dan Taiwan yang ke-20, dihadiri oleh menteri Perindustrian Bapak Saleh Husin sebagai keynote speaker, dan juga Bapak Agum Gumelar sebagai ketua KADIN komite Taiwan. Beberapa delegasi dari Taiwan pun ikut meramaikan acara ini, termasuk saya sendiri sebagai perwakilan dari perusahaan tempat saya bekerja.

Acaranya tidak begitu menarik, hanya saja yang membuat saya antusias adalah bisa melihat langsung orang-orang penting di negara ini, seperti menteri dan tamu penting lainnya yang biasanya hanya saya liat di layar kaca atau layar perak. Selain itu tentunya yang membuat saya tertarik adalah makan gratis yang enak nan bergizi, yang jarang saya konsumsi. Sebab paling banter sebagai anak kost saya makan telor dadar sama sayur kangkung, paling mentok ayam goreng yang kadang-kadang dagingnya keras seperti karet, sempat terpikir jangan-jangan itu ayam plastik, seperti halnya beras plastik yang sedang ramai dibicarakan, Memang aneh negeri ini, semuanya serba palsu..ada beras palsu, ijazah palsu, barang palsu, janji palsu, mungkin juga manusia palsu.

Ada hal yang menarik pada saat pembukaan acara, ternyata saya bertemu dengan senior saya ketika kuliah S2 di negeri Taiwan dahulu kala. Jadilah kami saling sapa dan ngobrol sembari mendengarkan presentasi dari beberapa delegasi. Lebih aneh lagi, saya ketemu mantan bos saya ketika saya bekerja diperusahan shipping line asal Taiwan, yakni evergreen Line shipping Agency. Namanya adalah Henry Yu, dia sepertinya tidak sanggup menatap saya karena malu mungkin dulu sudah menyia-nyiakan saya sebagai karyawan berbakat, dan akhirnya saya pun resign dari perusahaan itu karena mendapatkan posisi yang lebih baik.

Kembali ke judul artikel ini, yakni terasing di negeri sendiri. Mengapa terasing, karena hampir semua delegasi yang hadir adalah warga Taiwan, dan hanya beberapa orang lokal, termasuk saya sendiri. Warna kulit yang berbeda membuat saya terlihat kontras dengan peserta lainnya. Mungkin kalau hilang mudah dicari, karena warna kulitnya beda sendiri. Namun walaupun berbeda, sesama peserta saling menghargai dan menghormati. Perbedaan kulit tidak menjadi penghalang bagi kami untuk mengikuti acara yang agak membosankan itu.

Sekian dan terimakasih!