Tuesday, August 21, 2012

Percakapan Guru dan Murid (Joke)


Percakapan Antara Guru dan Murid di sebuah kelas di daerah Maluku. Berikut petikannya:



Seorang murid disuruh nyanyi ke depan kelas oleh gurunya.
Murid (nyanyi dg suara kecil): “Cicak2 di dinding..”
Guru : “Gedein Sedikit!!”
Murid : “Tokek2 di dinding..”
Guru : “Gedein lagi!..”
Murid : “Buaya2 di dinding..”
Guru : “yg di gedein itu suara kamu, bukan binatangnya.”
Murid : “Kalo suara yg di gedein, saya adzan saja.”
Guru : iya sudah, kamu adzan aja.
Murid (dgn suara yg besar) : “Allahu akbar2…”
Guru : “besarin lagi!!!
Murid : “gak ada lagi pak yg lebih besar dari Allah, Allah Maha Besar.”
Guru (kesal n marah) menggumam : “Iya sudah Allah Maha Besar, tapi nilai kamu kecil.”
Murid : “Gedein dong pak.”
Guru (berteriak) : NILAI KAMU KECIL!!!!
Murid : “yg di gedein itu nilai saya pak, bukan suara bapak!!,
Guru : (goplak, suara buku melayang ka murid pung dalang muka, hrrrrggg ahahahahaa..)..

Sumber: Kompasiana, ditulis oleh M. Fikri Ansori.

Semoga Terhibur, 
Salam.

Saturday, August 18, 2012

Hakim Tipikor yang Kotor...!



Tersangka Hakim ad hoc pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Kota Semarang Kartini Julianna Mandalena Marpaung setelah ditangkap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Sumber: Kompas.com

Lagi!, seorang hakim tipikor ditangkap akibat menerima suap. Kepada siapa kita harus mengadu, jika lembaga yang diharapkan menjadi penegak keadilan, menjadi bagian dari kejahatan korupsi.
Sangkupkah KPK berjalan sendiri memberantas korupsi? tentu saja tidak...

Sebaiknya pemberantasan korupsi tidak lagi berpusat pada penindakan belaka, tetapi pencegahan, bagaimana caranya? yaitu dengan menanamkan nilai-nilai kejujuran dari mulai taman kanak-kanak, Sekolah Dasar, sampai perguruan tinggi. Sehingga energi bangsa ini tidak habis untuk mengadili para koruptor yang jumlahnya jutaan dan yang tidak kasat mata...
Koruptor = Teroris pembunuh massal.
Bravo Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) !

Salam.

Monday, August 6, 2012

Bersyukur


Sebagai seorang pekerja, saya dituntut untuk tangguh tidak hanya di tempat pekerjaan yang berkutat dengan tugas-tugas, tetapi juga harus kuat di jalan raya yang penuh dengan ketidaktertipan. Busway Transjakarta dan angkot adalah alat yang saya gunakan untuk berangkat bekerja. Desak-desakan, sikut-sikutan berebut bis, keterlambatan busway, dan kesembrawutan jalan raya adalah makanan saya sehari-hari sebagai seorang pekerja. Stress di jalan dan di kantor rasanya sulit untuk di cegah.

Ketika saya melihat pedagang kaki lima, pedagang warung-warung kecil, kadang saya berpikir mereka lebih bahagia dari pada saya yang bekerja sebagai karyawan swasta yang tinggal di gedung tinggi dan mewah. Pedagang kaki lima bebas untuk berangkat kapan saja untuk bekerja, sementara saya terikat dengan jam kerja kantor yang harus di patuhi. Ya, terkadang saya berpikir mereka lebih berbahagia dari saya, walaupun penghasilan mereka tak menentu.

Di atas semua itu, saya tetap bersyukur dan berterimakasih kepada Tuhan karena saya masih diberikan kesempatan untuk bekerja, sementara ada jutaan orang mengganggur. Rasa syukur itulah yang membuat saya kuat dan tetap berjalan menjalani hari-hari yang Tuhan anugerahkan kepada saya. Inilah jalan yang harus saya lalui untuk naik ke jenjang berikutnya, saya harus melalui nya untuk naik ke step berikutnya.
Terimakasih Tuhan!