Wednesday, July 11, 2018

Auditor Iman

gambar: ilustrasi hakim; sang pengadil di dunia.
Saya membaca sebuah fan page di facebook dan menemukan kata auditor iman, dua kata yang cukup menggelitik saya. Kata auditor iman adalah sebuah satir dan bernada sindiran yang intinya ingin menyindir seorang politikus yang selalu menyinggung kadar keimanan seseorang. Politikus ini, sebut saja namanya Zongky, beliau selalu mengkritik seseorang dan mengatakan kadar keimanannya dapat ditakar karena mendukung salah seorang capres (calon presiden) tertentu, kebetulan capresnya adalah presiden yang sekarang ini menjabat yakni Bapak Joko Wododo sendiri.
Menarik menelaah kata auditor iman, sejatinya auditor itu sendiri adalah sebuah kata yang menggambarkan jenis pekerjaan tertentu terutama dalam bidang keuangan. Biasanya auditor melakukan verifikasi terhadap catatan keuangan atau alur transaksi keuangan apakah ada pelanggaran atau tidak. Namun auditor sendiri maknanya cukup luas, bisa melakukan pengecekan atau investigasi terhadap sebuah proses bisnis di sebuah perusahaan apakah sesuai dengan standar operasi prosedur atau tidak. Saya sendiri pernah bekerja dalam bidang auditor di sebuah perusahaan pembiayaan kredit motor terbesar di Indonesia selama tiga bulan dalam rangka magang, walaupun hanya tiga bulan, namun banyak sekali pelajaran yang saya dapat, banyak temuan-temuan hasil investigasi saya yang menemukan banyak sekali kecurangan atau pelanggaran prosedur perusahaan, dari mulai konsumen fiktif sampai hal-hal kecil seperti pelanggaran mal administrasi atau sistem pembukuan yang melanggar prosedur perusahaan.

Kembali ke topik semula, yakni auditor iman. Tentu saja di dunia profesi tidak ada pekerjaan auditor iman, mana mungkin seseorang bekerja untuk melakukan penilaian terhadap kadar keimanan seseorang. Hanya Tuhan lah yang dapat menilai keimanan seseorang, dan bukan manusia, kalau manusia yang menilai itu namanya menghakimi.
Namun, kata auditor iman saya pikir sangat relevan saat ini jika kita melihat situasi yang ada. Banyak sekali diantara kita yang sibuk menilai keimanan seseorang, menyinggung atau menuduh kita tidak memiliki iman yang baik. Banyak sekali kita temukan orang atau kelompok tertentu yang menuduh kelompok lain kadar imannya tidak baik atau buruk. Mungkin inilah yang cocok disebut sebagai "auditor iman".

Manusia tidak pantas menjadi auditor iman, karena auditor iman adalah Tuhan itu sendiri. Kita berjuang menjalankan perintah Tuhan, namun Tuhan lah yang menilai usaha kita dalam menjalankan perintah Tuhan.

Semoga kita tidak menjadi auditor iman terhadap sesama, melainkan saling menguatkan dan mengingatkan jika ada yang tidak sesuai dan bukan menuduh atau menghakimi.
Salam.

Monday, July 9, 2018

Renang dan Rasa Takut

gambar: ilustrasi kolam renang
Renang adalah olahraga favorit saya dan selalu rutin saya lakukan selama 3 tahun terakhir, paling tidak seminggu sekali pasti saya olahraga renang untuk kebugaran dan refreshing pikiran. Awalnya saya tidak bisa renang sama sekali, namun karena keinginan dan tekad yang kuat, saya belajar secara perlahan. Belajar renang bukan perkara mudah, apalagi jika tidak ada yang membimbing pasti prosesnya sangat lambat dibanding dengan belajar bersama guru renang. Belajar teknik renang saya lakukan melalui media Youtube, lalu saya praktek kan di kolam renang. Gaya bebas adalah gaya yang pertama yang saya pelajari, lalu kemudian gaya dada, semuanya memiliki tingkat kesulitannya masing-masing. Sampai saat ini pun saya masih terus belajar bagaimana cara renang yang baik, karena belajar tidak ada batas waktu.

Tulisan ini bukan ingin menjelaskan teknik-teknik gaya renang, namun saya mendapat pelajaran lain selain renang itu sendiri. Suatu hari ketika saya berolahraga renang, saya mengalami keram kaki dan segera saya menghentikan aktifitas renang saya dan beristirahat sejenak. Seorang pelatih renang mendekati saya dan bertanya, apakah saya baik-baik saja? lalu saya menjawab, saya baik-baik saja dan hanya perlu beristirahat sejenak. Lalu beliau mengajari saya bagaimana jika mengalami keram otot dan cara mengatasinya. Setelah itu dia sedikit memberi saran kepada saya, bahwa dalam renang, yang paling penting adalah kita bernafas dengan baik, dan tidak panik. Kecepatan tidak perlu dipikirkan, seiring berjalannya waktu kecepatan renang kita akan bertambah bila dilakukan secara konsisten. Hari itu saya mendapat pelajaran berharga, dan untuk berikutnya saya bisa mengaplikasikannya ketika olahraga renang.

Pelajaran berikutnya saya dapatkan ketika saya akan memulai aktifitas renang, saya mulai berenang dari kolam yang dangkal terus menuju kolam yang dalam. Ketika menyusuri kolam yang dangkal, semua berjalan biasa, namun ketika menuju kolam renang yang dalamnya sekitar 3 meter lebih saya mulai takut dan panik. Mendadak saya tidak percaya diri, dan gerakan saya pun menjadi kacau. Akhirnya saya memutuskan untuk menepi, dan menenangkan diri sejenak.
Akhirnya saya belajar bahwa segala sesuatu harus kita lakukan dengan yakin, percaya diri dan yang terpenting adalah tetap tenang baik di kolam yang dangkal, maupun yang dalam.
Pelajaran ini juga dapat saya aplikasikan dalam hidup sehari- hari, yakni tetap tenang dalam kondisi apapun, dan yang terpenting percaya kepada Tuhan sang empunya bumi dan langit. Jika kita tenang dan memiliki iman, niscaya semua perjalanan hidup bisa kita lalui dengan baik.
Itulah pelajaran yang saya dapat ketika olahraga renang, justru pelajaran yang berharga untuk menjalani hidup ini. Saya juga terus belajar bagaimana mengaplikasikan hal tersebut, tidak mudah memang dan butuh keteguhan hati.
Salam Olahraga renang.



Saturday, July 7, 2018

Dunia Hari Ini Berputar Sangat Cepat

Mengapa saya mengatakan dunia ini berputar sangat cepat, waktu seperti sangat singkat kita rasakan saat ini. Saya merasa bahwa kemajuan teknologi yang begitu pesat, perkembangan Internet yang super cepat, teknologi telekomunikasi yang berkembang begitu pesat seperti 4G, dan sekarang menuju 5G membuat kita tidak memiliki lagi batas ruang dan waktu. Media sosial seperti Whatsapp, Facebook, Instagram, dan juga Line, benar-benar membentuk cara kita berkomunikasi dan berperilaku. Dimana saja, kapan saja, seterpencil apapun tempat anda tinggal, sepanjang ada jaringan internet, anda bisa berkomunikasi dengan siapapun detik itu juga. 


Privasi tidak lagi menjadi hal yang perlu kita pertimbangkan ketika kita ingin berkomunikasi dengan siapapun, ketika kita mengirim pesan, maka detik itu juga akan diterima oleh orang yang kita tuju kapan saja baik pagi, siang, sore, tengan malam sekalipun. Bahkan fitur-fitur di media sosial memungkinkan kita untuk mengetahui apakah pesan kita sudah terbaca atau belum. Luar biasa bukan? jika kita tidak segera membalas, maka akan ada perasaan kita diabaikan dan kemungkinan akan mengganggu hubungan kita selanjutnya. Inilah yang saya katakan betapa privasi benar-benar tidak berbatas lagi di jaman serba cepat ini.

Jika kita flash back di jaman 20 tahun lalu, saya masih ingat bagaimana saya harus mengirim surat lewat pos jika kita ingin menyapa atau berhubungan dengan saudara atau teman kita. Jika saya menerima surat dari nenek, maka tiap kata begitu berarti yang ditulis dalam tulisan di surat tersebut. Mengapa? karena jaman dahulu, jika kita mengirim surat, maka akan memakan waktu berminggu-minggu bahkan lebih tergantung lokasi kita mudah dijangkau atau tidak oleh petugas pos. Sehingga jika surat tersebut sampai di tangan kita, maka betapa gembira hati kita ketika menerima surat tersebut.

Saya benar-benar merindukan masa itu, dimana waktu berputar lambat, namun begitu berharga dan berarti tiap menitnya. Teknologi benar-benar merubah segalanya, merubah kita berperilaku dan berkomunikasi. Jangan sampai teknologi yang mengatur hidup kita atau bahkan membentuk perilaku kita, kita lah yang harus mengatur teknologi. Kita yang menentukan kapan teknologi itu harus kita gunakan, dan kapan kita harus istirahat dengan semua teknologi tersebut. 
Manusia yang empunya teknologi, bukan teknologi yang menguasai kita.
Salam

Friday, July 6, 2018

Piala Dunia dan Pilkada

Raina Premiera Gumay, anak Indonesia yang menjadi player escort/pendamping sepakbola di Piala dunia Rusia 2018
Piala Dunia dan Pilkada, dua kata berbeda, namun memiliki makna yang sama yakni berkompetisi untuk menjadi pemenang. Pilkada (Pemilihan kepala daerah) adalah ajang pertarungan orang-orang yang ingin menjadi pemimpin di suatu daerah, sedangkan piala dunia adalah kumpulan tim sepak bola terbaik dari berbagai negara yang ingin menjadi juara piala dunia. Pilkada dan Piala dunia sama-sama menuntut kejujuran atau fair play dari setiap kontestan, dalam piala dunia sudah ada wasit yang akan mengadili pemain bila ada yang tidak sesuai dalam aturan sepak bola, dan bila terjadi pelanggaran, wasit langsung menindak pemain pada saat itu juga dan kita pun dapat melihat dan menilai apakah wasit jujur atau tidak. Dalam Pilkada, pelanggaran oleh peserta pemilu akan ditindak oleh wasit yang namanya Bawaslu (badan pengawas pemilu).

Pilkada yang bersih akan menciptakan seorang pemimpin yang jujur dan terlegitimasi di dalam masyarakaat, dan tentu pada akhirnya rakyat akan memiliki pemimpin yang berkualitas, dan bebas korupsi. Betapa pentingnya memilih pemimpin yang berkualitas, karena nasib rakyat banyak akan ditentukan oleh pemimpin tersebut. Sama dengan pilkada, piala dunia yang bersih dan fair play, akan membuat pertandingan enak di tonton dan menghibur. Bayangkan jika salah satu tim, bahkan tim favorit kita melakukan tindakan yang tidak fair dilapangan hijau, pertandingan pun akan tercoreng dan tidak menghibur dan tontonan pun akan menjadi tidak menarik.

Saya pribadi memandang antara piala dunia dan pilkada sama tapi tak serupa, persamaannya sudah diuraikan diatas. Perbedaannya adalah piala dunia menyajikan pertandingan yang menghibur kita, terutama karena saya pencinta sepak bola. Namun dalam pilkada, banyak hal-hal yang membuat dahi berkerut, entah itu karena persaingan yang tidak sehat atau pun perilaku dari para calon pemimpin tersebut yang mengumbar kebencian, fitnah dan seringkali dilakukan terang-terangan oleh para pendukung calon pemimpin tersebut.

Di Televis nasional, terutama TV berita, hampir semua berita di dominasi oleh berita pilkada atau politik, dan membuat kita jemu bahkan membuat contoh yang tidak baik bagi masyarakat yang menonton jika ada tindakan yang tidak fair yang dilakukan oleh para pendukung maupun calon pemimpin itu sendiri.
saran saya, Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) perlu membatasi TV nasional dalam menayangkan berita politik, supaya masyarakat tidak terpapar oleh dampak negatif dari berita-berita politik tersebut walaupun tidak selalu demikian, namun kebanyakan berita politik dipenuhi dengan kampanye kebencian, intrik, dan persaingan yang tidak sehat.
Piala dunia,menyajikan tayangan-tayangan segar dan menarik, serta menghibur penonton dan menjadi inspirasi bagi kita agar bisa memajukan sepak bola Indonesia dan berharap suatu saat Indonesia bisa tampil di piala dunia selanjutnya.

Kesimpulan penulis, piala dunia lebih memancarkan aura positif dari pada pilkada terutama di layar kaca. Walaupun Pilkada banyak memancarkan aura negatif, namun kita tidak boleh anti atau apatis terhadap politik, karena politik mau tidak mau menentukan nasib kita kedepan. Menonton dengan akal sehat dan menyaring informasi, adalah cara agar kita tidak keracunan dan terpapar efek negatif berita politik.
Salam piala dunia yang menarik, dan pilkada yang membosankan.