Tuesday, February 19, 2013

Turn Over Terlalu Over!


Bekerja adalah impian setiap orang, terlebih di Indonesia. Mangapa? karena dengan bekerja orang memiliki penghasilan, terlebih status sosial. Ya, status sosial karena orang yang bekerja dianggap lebih cakap, lebih sukses dan mampu bersaing ditengah lapangan pekerjaan yang sangat minim di negeri ini.
Tingkat pengangguran di Indonesia per Agustus tahun 2012 berkisar sebesar 6,14 % dengan jumlah 7,24 juta orang (detik finance, 5 Nov 2012). Angka yang cukup besar bukan?

Mengapa bekerja, lebih tepatnya lagi menjadi karyawan lebih menjadi pilihan masyarakat ketimbang menciptakan lapangan pekerjaan alias menjadi pengusaha? sebagian orang mengatakan bekerja dengan orang lain lebih aman ketimbang membangun usaha sendiri, dengan kata lain membuat usaha sendiri lebih beresiko dan rawan bangkrut. Sebagian lagi mengatakan, bekerja hanya ingin mencari pengalaman bekerja, mencari ilmu, sehingga suatu saat nanti dapat mendirikan bisnis sendiri dengan modal ilmu yang didapat, dan banyak lagi alasan lainnya.


Kondisi dimana jumlah angkatan kerja yang membludak membuat para angkatan kerja dihargai dengan sangat rendah. Bukan rahasia umum lagi, seorang angkatan kerja dengan titel sarjana, di gaji tidak sebanding dengan tingkat pendidikannya. Namun masyarakat tidak punya pilihan, ya tidak punya pilihan, dibanding menganggur lebih baik bekerja sambil mencari pengalaman dan kesempatan yang lebih baik.

Pengalaman saya bekerja di sebuah perusahaan multinasional asing, bahwa banyak karyawan yang dihargai tidak sebanding dengan tingkat pendidikan, dan juga tanggung jawabnya. Bahkan tingkat turn over nya pun terbilang tinggi. Perusahaan seperti ini saya anggap adalah perusahaan yang tidak memiliki empati tehadap karyawannya, dan ini pun berimbas terhadap performance karyawan.
Karyawan tidak lagi memiliki loyalitas, terbukti dengan tingginya tingkat turnover di perusahaan ini, pelayanan terhadap customer yang tidak prima. Dan herannya lagi, tidak ada keinginan untuk merubah diri, dan memperbaiki diri agar lebih baik lagi.
Perusahaan ini seperti dikendalikan oleh orang buta yang tidak tahu keadaan sedang bahaya dan hanya berjalan tanpa arah tujuan dan nilai-nilai yang jelas.

Ya, itulah sekelumit kondisi dunia kerja di Indonesia, para pekerja hanya dianggap sebagai alat produksi yang dihargai sangat rendah.
Walaupun turn over terlalu over, buat mereka tidak masalah, toh ada ribuan lamaran pekerjaan yang masuk, dan siap mengganti yang keluar.
Jadi turn over terlalu over? siapa takut....!