Thursday, December 10, 2015

Dunia Membenci Tuhan Yesus

Tyson Fury, Juara dunia kelas berat versi WBA, IBF, WBO (Gambar: BBC)
Di dalam alkitab dikatakan bahwa barang siapa mengikut Yesus, siap-siap dimusuhi dunia. Karena jalan Tuhan Yesus adalah sangat berbeda dengan jalan dunia yang menuju kesesatan.

Ayat tersebut terbukti benar, saya baru saja membaca berita di salah satu media online internasional.
Seorang petinju bernama Tyson Fury dimaki dan dicaci akibat pernyataannya yang menentang homo seksual di Inggris, bahkan ia akan dipanggil oleh federasi tinju di Inggris yang disebut sebagai BBBofC (entah apa singkatannya, saya pun tak tahu). Fury yang memenangkan tiga gelar tinju kelas berat versi WBA, IBF, dan WBO terancam dicopot gelarnya akibat pernyataannya yang menentang kaum homoseksual (BBC, 10/12/2015). 

Itulah salah satu contoh bahwa ajaran Tuhan Yesus yang menentang homo seksual tidak diindahkan oleh dunia ini, bahkan ditentang oleh negara yang mayoritas beragama Kristen. Dunia punya jalannya sendiri, yaitu jalan kesesatan dan kebinasaan.
Bagi kita yang setia dan taat, maka akan mendapatkan mahkota pada akhir pertandingan.

Mari kita berjuang untuk tidak mengikuti arus dunia ini, mari kita sebagai pengikut Kristus kita tentukan jalan kita sesuai dengan ajaran Tuhan Yesus yang benar. Selamat berjuang!


Tuesday, December 1, 2015

Hidup Perlu Konsistensi


Roda pedati, (Sumber Gambar:Alimoel wordpress.com)
Hidup memang seperti roda pedati, kadang dibawah, kadang diatas. Pepatah itu adalah pepatah kuno yang sudah sangat biasa didengar oleh masyarakat Indonesia. Makna pepatah itu juga sangat mudah diartikan, ya, hidup memang seperti roda pedati. Terkadang senang, terkadang susah, terkadang kalah, terkadang menang..Begitulah hidup ini silih berganti.

Apapun yang kita alami nikmatilah, begitu kata orang. Gampang di ucapkan, namun praktiknya sulit dijalankan. Kata orang pula, apapun yang kita alami baik senang dan susah, baik menang dan gagal kita harus tetap berjalan dan bangkit. Jika gagal, maka teruslah berusaha, konsistensi itu kuncinya. Kata pepatah jatuh sekali, maka harus bangkit seribu kali. Artinya tetap berusaha, konsisten berusaha, konsisten mencari jalan keluar.

Sekarang ini banyak sekali kejadian bunuh diri. Data terbaru World Health Organization (WHO) mengatakan bahwa setiap 40 detik, satu orang meninggal akibat bunuh diri. Rasionya yaitu 11,4 per 100 ribu populasi (CNN Indonesia, 13 Sep 2015).
Informasi lain mengatakan, angka bunuh diri di Indonesia cukup tinggi sebanding dengan Jepang. Pada peringkat angka bunuh diri diseluruh dunia, Indonesia dan Jepang menempati posisi yang sama di urutan kesembilan (Tempo 26 Maret 2014).

Kita lihat betapa banyak mahluk yang tidak menghayati makna dari hidup seperti roda pedati, pengennya selalu diatas..Hello...mana mungkin...? bangun bung!!
Orang yang bunuh diri adalah seorang pengecut, tidak berani menghadapi kenyataan dan tidak mau berjuang. Pengecut!! Kalau orang bunuh diri, yang senang setan, yang bunuh diri masuk neraka!

Maka dari itu, sesuai judul tulisan ini, kita perlu hidup konsisten. Konsisten berjuang, konsisten berusaha, dan konsisten bangkit bila mengalami kegagalan.
Mari kita hindari bunuh diri, dan mari berjuang untuk hidup yang telah dianugerahkan Tuhan untuk kita.

Salam musim hujan.





Saturday, November 28, 2015

Presiden Juga Manusia

Jokowi sibuk memilih durian, pasukannya sibuk mengamankan beliau (sumber foto: Kompas.com)
Sudah lama tidak menulis di blog ini, entah kenapa akhir-akhir ini males sekali rasanya menulis di blog ini. Mungkin karena kesibukan sehari-hari, padahal gak sibuk-sibuk juga. Ah, mungkin saya terlalu sibuk mengkhawatirkan hidup ini.

Entah mengapa melihat foto presiden Jokowi sedang membeli duren di pinggir jalan membuat saya tertarik untuk menuliskan tentang beliau di blog saya ini. Di tuliskan di harian kompas.com ketika Presiden Jokowi melintas di jalan dengan iring-iringan Pasukan pengamanan kepresidenan, tiba-tiba beliau turun dari mobil dinasnya dan membeli durian dari warga yang berjualan dipinggir jalan. Sontak sang penjual durian histeris karena barang dagangannya dibeli oleh orang nomer satu di Indonesia.

Saya sangat terharu dengan kejadian ini, karena presiden mau turun dari mobil dinasnya yang nyaman dan membeli durian warga sekitar. Saya percaya Jokowi tidak hanya bermaksud membeli durian tersebut, namun beliau ingin menyapa warganya. Jika Pak Jokowi ingin makan durian, sebenaranya mudah saja, beliau tinggal perintahkan pasukannya untuk membeli durian, dan dalam hitungan menit, durian pasti sudah ada di depan Pak Jokowi. Saya menyukai pembawaan Pak Jokowi yang sederhana dan apa adanya, kesederhanaannya patut ditiru.

Apapun kata orang, saya cukup terharu dengan kejadian ini. Memang seharusnya pejabat tidak memposisikan dirinya eksklusif, sehingga dengan ke-eksklusifannya itu menjadi terasing diantara rakyatnya sendiri. Semoga Pak Jokowi mampu membawa Indonesia ke arah yang lebih baik, dan Tuhan menyertainya dan para pembantunya. Amin...



Sunday, August 2, 2015

Hari Minggu Hari yang Spesial


Hari Minggu adalah hari yang spesial, entah mengapa setiap Minggu pagi suasananya jauh lebih indah. Sinar mentari pagi nya begitu menghangatkan dan menyegarkan, membuat saya kembali semangat 100 persen menjalankan hidup ini. 

Hari minggu hari yang indah untuk berolahraga, bersantai bersama keluarga, dan beribadah ke gereja. Hari minggu adalah hari yang tepat untuk kita berkontemplasi, bersyukur akan arti kebahagiaan yang telah diberikan oleh Tuhan kepada kita. 

Hidup ini tidak hanya dihabiskan untuk mencari materi semata, tetapi juga untuk sejenak beristirahat melepas lelah dalam kepenatan menjalani hidup ini. Seperti kata sang Pencipta yang berkata dalam perumpamaan, "Manusia tidak hanya hidup dari roti semata..."

Hari minggu adalah hari spesial yang diciptakan oleh Tuhan bagi kita untuk sejenak beristirahat, menikmati hangatnya mentari pagi. 
Hari minggu yang dalam bahasa Inggris disebut Sun Day, Harinya mentari pagi...

Selamat hari Minggu.

Thursday, July 30, 2015

Ibadah Tipu-Tipu

Beribadah merupakan hak dan kewajiban setiap manusia, siapapun dari mana pun dan apapun pangkatnya wajib beribadah kepada Tuhan. Bagi saya umat kristiani, beribadah ke gereja adalah hal yang diwajibkan untuk memuji, memberikan persembahan dari sebagian rezeki kita, dan yang tak kala pentingnya adalah bersyukur akan hidup yang telah kita terima. Bagi umat muslim, sholat lima waktu adalah ibadah wajib yang harus dijalankan, termasuk puasa yang baru saja kita lewati. Begitu pun dengan agama lainnya yang mewajibkan umatnya untuk beribadah dengan cara yang telah ditentukan.

Ibadah menurut saya bukan hanya secara fisik kita datang ke tempat-tempat ibadah dan melakukan ritual-ritual keagamaan, tetapi yang terpenting adalah kita dapat mengamalkan setiap nilai-nilai yang terkandung dalam ibadah kita tersebut. Mengasihi sesama, memberikan pertolongan terhadap sesama, menghormati orang tua adalah nilai-nilai praktis yang merupakan wujud kepatuhan kita akan Tuhan Yang maha Esa. 

Saya pribadi berpendapat, orang yang rajin beribadah belum tentu mengamalkan nilai-nilai keagamaannya tersebut. Semakin banyak gereja, semakin banyak masjid, semakin banyak wihara, semakin banyak pula kejahatan di muka bumi ini. Amerika serikat baru-baru ini melegalkan perkawinan manusia sesama jenis, bukankah hal itu dilarang dalam ajaran Kristen? bukankah di Amerika Serikat banyak gereja-gereja berdiri, tapi atas nama hak asasi manusia. mereka melegalkan perkawinan sesama jenis. 

Hendaklah dalam beribadah, kita turut serta mempraktekan nilai-nilai dari ajaran agama itu dalam kehidupan sehari hari, Janganlah kita melakukan ibadah tipu-tipu, yakni ibadah yang secara fisik kelihatan kita beribadah di tempat ibadah dan hanya ingin dilihat baik oleh orang lain. 
Tulisan ini bukan untuk menggurui siapapun, tetapi juga untuk mengingatkan saya pribadi.
Selamat beribadah!










Tuesday, July 28, 2015

Kembalinya Cincin yang Terhilang

Tahun 2006 saya lulus dari Fakultas Ilmu Administrasi Niaga dengan predikat Cumlaude, dengan IPK 3.70. Program sarjana Strata 1 saya selesaikan hanya dalam tempo tiga tahun, dan saya merupakan lulusan yang paling cepat lulus seangkatan saya yakni angkatan 2003.
Dengan prestasi tersebut diatas, saya pun dianugerahi cincin penghargaan dari Universitas Atma Jaya Jakarta.

Cincin emas, penghargaan dari Unika Atma Jaya Jakarta.
Namun demikian, semua prestasi tersebut tidak serta merta membuat saya melenggang santai dalam mencari pekerjaan. Jatuh bangun dan kadang tidak bangun bangun pun saya alami, betapa sulitnya mencari pekerjaan.

Demi bertahan hidup, saya pun terpaksa harus menggadaikan cincin penghargaan yang saya terima dari Unika Atma Jaya. Bayangkan, hampir tiga tahun saya gadai kan cincin tersebut dan saya sudah pasrah dengan kemungkinan cincin tersebut tidak kembali ke tangan saya. Petugas pegadaian pun sudah muak melihat wajah saya, yang setiap bulan harus setor wajah dan setor bunga pinjaman ke pegadaian plaza semanggi. Mungkin dalam hatinya berkata "mas-mas..kasihan amat idup lo..."

Tetapi janji Tuhan memang benar adanya, apa yang sudah Dia berikan tidak akan hilang melainkan akan tetap menjadi milik saya. Cincin itupun berhasil saya tebus kembali dengan rasa haru biru, setelah hampir tiga tahun saya kehilangannya.
Tuhan memang adil!

Tuesday, July 7, 2015

Menulis Untuk Keabadian

Pramoedya Ananta Toer (Sumber: Google image)

Menulis adalah pekerjaan sederhana yang bisa dilakukan oleh semua orang, karena sejak kecil kita telah belajar menulis. Menulis hanya butuh ide, dan ide bisa datang kapan saja. Tidak harus keren, hal-hal sederhana bisa kita ceritakan lewat tulisan; kehidupan kita sehari-hari, pengalaman masa lalu, dan sebagainya.

Buat saya pribadi, menulis adalah hal yang sangat menyenangkan, saya dapat mencurahkan isi hati dan juga perasaan saya ke dalam sebuah tulisan. Harapannya adalah kelak tulisan saya dibaca oleh banyak orang, dan mereka yang membaca mendapatkan informasi yang berguna.

Tujuan saya menulis adalah untuk berbagi; berbagi pengetahuan, pengalaman atau pun informasi yang sedang mereka cari. Selain itu menulis juga dapat dijadikan media untuk menyimpan sejarah hidup kita, siapa pun yang membaca dapat mengetahui pikiran kita, pandangan kita akan sesuatu hal, bahkan sejarah hidup kita. Saya berharap suatu saat tulisan saya dibaca oleh anak cucu saya, dan mereka mengetahui profil kehidupan saya.

Seperti kata Tokoh Sastrawan yang sangat saya kagumi, Pramoedya Ananta Toer. Beliau berkata: orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian.

Jadi, marilah kita menulis. Menulis hal-hal sederhana, yang jika dibagikan kepada orang banyak akan menjadi hal yang luar biasa.

Selamat menulis!



Saturday, July 4, 2015

Habis Gelap Terbitlah Terang

Hari ini saya berkunjung ke toko buku Gramedia di Matraman, Jakarta Timur. Ketika sampai disana, saya makan siang terlebih dahulu karena menderita lapar yang amat sangat.
Selesai makan, saya langsung berkunjung ke stand bazar buku-buku murah di basement toko buku Gramedia. Seperti biasa, saya melihat buku-buku, dan sesekali membaca ringkasan isi buku di bagian belakang buku tersebut.

 Dari sekian banyak buku yang saya baca, ada dua buku yang menarik perhatian saya. Buku tersebut mengulas tentang sosok inspiratif dari tokoh nasional yang beberapa waktu lalu sedang populer. Tokoh tersebut bernama Dahlan Iskan, mantan menteri di era presiden SBY dan CEO media Jawa post. Buku tersebut berjudul From Zero to Hero, dan Habis gelap terbitlah terang. Saya tidak membaca isi buku tersebut, karena buku tersebut di bungkus plastik dan memang saya tidak berniat membelinya.

Tanpa mengurangi rasa hormat kepada beliau, saya hanya prihatin saja dengan kasus korupsi yang menimpa Pak Dahlan Iskan terkait perannya dahulu sebagai direktur utama Perusahaan Listrik Negara (PLN). Dengan menjunjung tinggi asas praduga tak bersalah, semoga pak Dahlan Iskan tidak terbukti melakukan korupsi dan bisa terbebas dari jerat hukuman.
Semoga saja beliau tetap bersinar, dan menjadi teladan bangsa yang memberi inspirasi kepada bangsa ini yang sedang mengalami krisis kepemimpinan dan krisis keteladanan.

Semoga saja judul buku beliau tidak terbalik menjadi From Hero to Zero, dan Habis Terang Terbitlah Gelap. 

Semoga Pak Dahlan Iskan tetap menjadi teladan bagi bangsa ini, kerja kerasnya, semangatnya untuk memperbaiki negeri ini, semoga itu semua menjadi sinar bagi bangsa ini.

Salam.







Tuesday, June 30, 2015

Bersyukur Untuk Hidup Saat Ini


Sumber: Google image
Hari ini tersiar kabar berita duka cita, yakni jatuhnya pesawat Hercules milik TNI AU di Medan.
dikabarkan seluruh penumpang yang berjumlah lebih dari seratus orang meninggal dunia (Kompas, 30/6 2015).
Bukan Hanya itu, berbagai bencana alam pun hampir setiap hari terjadi di negeri ini. Mulai dari Erupsi gunung merapi, tanah longsor, banjir dll.

Sebagai umat beragama, sudah semestinya kita semakin mendekatkan diri kepada Sang Pencipta, seraya bersyukur sampai saat ini kita masih diberikan keselamatan, dan kehidupan yang baik. Bersyukur akan hidup yang kita rasakan saat ini akan membuat kita memiliki semangat dan energi baru untuk menjalankan hidup. Bersyukur bukan hanya ketika kita mendapatkan hal-hal yang besar, tetapi hal-hal yang kecil pun patut kita syukuri.

Jika kita terlepas dari segala musibah, bukan berarti kita lebih baik dari mereka yang terkena bencana. Bukan berarti pula mereka lebih berdosa dari kita, yang harus kita lakukan adalah bersyukur dan tetap berjaga-jaga agar kita tetap dekat dengan Tuhan, sang pencipta kita.

Dunia semakin tua, berbagai bencana terjadi dimana-mana. Hendaknya peristiwa ini dapat kita ambil hikmahnya agar kita semakin berjaga-jaga. Seperti ada tertulis, tanda-tanda alam dapat kita baca, maka sepatutnya kita dapat membaca tanda-tanda zaman agar kita tetap berjaga-jaga dengan iman kita.

Salam.

Wednesday, June 17, 2015

Terasing di Negeri Sendiri

Menteri Perindustrian Bapak Saleh Husin (Ke-2 dr kanan, dan Bapak Agum Gumelar ke-3 dr Kanan)
Hari Senin tanggal 15 Juni 2015 saya mengikuti acara konferensi hubungan ekonomi Indonesia dan Taiwan yang ke-20, dihadiri oleh menteri Perindustrian Bapak Saleh Husin sebagai keynote speaker, dan juga Bapak Agum Gumelar sebagai ketua KADIN komite Taiwan. Beberapa delegasi dari Taiwan pun ikut meramaikan acara ini, termasuk saya sendiri sebagai perwakilan dari perusahaan tempat saya bekerja.

Acaranya tidak begitu menarik, hanya saja yang membuat saya antusias adalah bisa melihat langsung orang-orang penting di negara ini, seperti menteri dan tamu penting lainnya yang biasanya hanya saya liat di layar kaca atau layar perak. Selain itu tentunya yang membuat saya tertarik adalah makan gratis yang enak nan bergizi, yang jarang saya konsumsi. Sebab paling banter sebagai anak kost saya makan telor dadar sama sayur kangkung, paling mentok ayam goreng yang kadang-kadang dagingnya keras seperti karet, sempat terpikir jangan-jangan itu ayam plastik, seperti halnya beras plastik yang sedang ramai dibicarakan, Memang aneh negeri ini, semuanya serba palsu..ada beras palsu, ijazah palsu, barang palsu, janji palsu, mungkin juga manusia palsu.

Ada hal yang menarik pada saat pembukaan acara, ternyata saya bertemu dengan senior saya ketika kuliah S2 di negeri Taiwan dahulu kala. Jadilah kami saling sapa dan ngobrol sembari mendengarkan presentasi dari beberapa delegasi. Lebih aneh lagi, saya ketemu mantan bos saya ketika saya bekerja diperusahan shipping line asal Taiwan, yakni evergreen Line shipping Agency. Namanya adalah Henry Yu, dia sepertinya tidak sanggup menatap saya karena malu mungkin dulu sudah menyia-nyiakan saya sebagai karyawan berbakat, dan akhirnya saya pun resign dari perusahaan itu karena mendapatkan posisi yang lebih baik.

Kembali ke judul artikel ini, yakni terasing di negeri sendiri. Mengapa terasing, karena hampir semua delegasi yang hadir adalah warga Taiwan, dan hanya beberapa orang lokal, termasuk saya sendiri. Warna kulit yang berbeda membuat saya terlihat kontras dengan peserta lainnya. Mungkin kalau hilang mudah dicari, karena warna kulitnya beda sendiri. Namun walaupun berbeda, sesama peserta saling menghargai dan menghormati. Perbedaan kulit tidak menjadi penghalang bagi kami untuk mengikuti acara yang agak membosankan itu.

Sekian dan terimakasih!




Tuesday, March 17, 2015

Panggilan dan Pilihan

Istilah panggilan atau dalam bahasa Inggris disebut calling, sering dihubungkan dalam dunia pekerjaan atau profesi. Orang yang memiliki panggilan biasanya memiliki passion atau hasrat atau keinginan yang kuat untuk bekerja, dan bekerja secara tulus dan ikhlas tanpa berpikir apa yang akan saya dapat dari pekerjaan ini. Bagi seseorang yang memiliki panggilan, biasanya akan bekerja dengan sungguh-sungguh untuk kebaikan orang banyak. Beberapa profesi yang sering sekali dihubungkan dengan kata panggilan adalah guru, pemuka agama, pekerja sosial dll, karena pekerjaan-pekerjaan tersebut tidak begitu bergengsi dan biasanya pendapatannya pun tidak seberapa jika dibandingkan dengan pekerjaan mereka yang begitu mulia. Dalam kamus bahasa Inggris online Oxford, calling di definisikan sebagai "a strong urge towards a particular way of life or career; a vocation: does who have a special calling to minister to others' need. Dari definisi diatas jelaslah bahwa seseorang yang memiliki panggilan dalam pekerjaannya lebih menitikberatkan pada kebutuhan orang lain (others' need). 


Setelah mengenal istilah panggilan, mari kita sama-sama mencari tahu apa makna pilihan. Pilihan sering kali dikaitkan dengan dua hal, biasanya kita membandingkan satu sama lain dan mencari yang terbaik diantara keduanya. Jika kita menghubungkan istilah pilihan dengan dunia pekerjaan, maka kecendrungannya adalah kita akan membandingkan dan mencari yang terbaik diantara dua hal yang di perbandingkan tersebut. Secara kamus, pilihan didefinisikan sebagai "an act of choosing between two or more posibilities: the choice between good and evil". Dari definisi itu jelaslah bahwa pilihan adalah mengenai membandingkan antara yang baik dan yang tidak baik/jahat (the choice between good and evil). Berikut adalah ilustrasi cerita untuk membedakan apa itu panggilan (calling) dan pilihan (choice).


Bang Togar adalah supir metro mini jurusan Blok M Danau Toba, Beliau sudah bekerja sebagai supir selama 10 tahun, soal mengemudi jangan ragukan kemampuan bang Togar, beda-beda tipis dengan Michael Shumacher atau Fellipe Massa pembala Formula One. Pada suatu ketika ketika dalam perjalanan dari Blok M menuju Danau Toba, ia bertemu dengan seorang direktur BUMN di Medan, sebut saja namanya Poltak. Singkat cerita Poltak menawari si Togar untuk bekerja sebagai kepala keamanan di perusahaan sang direktur tersebut, karena Poltak melihat Togar memiliki perawakan yang besar dan wajahnya yang lumayan sangar. Tanpa pikir panjang lalu Togar menerima tawaran sang direktur tersebut karena gajinya yang jauh lebih besar ketimbang menjadi supir yang cukup melelahkan, apalagi jaraknya yang lumayan jauh dari Blok M ke Danau Toba. Keputusan yang diambil Togar adalah keputusan berdasarkan pilihan mana yang lebih baik, beliau membandingkan untung rugi jika memilih menjadi kepala keamanan atau tetap menjadi supir metro mini - Inilah yang namanya pilihan.

Lain lagi dengan mbak Tukiyem, Tukiyem adalah seorang penjual jamu gendong yang biasa mangkal di pangkalan ojek di deket gang Buntu. Langganan Tukiyem adalah para tukang ojek yang biasa mangkal di gang buntu. Suatu ketika mampirlah seorang manager pabrik lampu petromak yang kebetulan lewat Gang buntu untuk naik ojek karena mobilnya sedang mogok. Manager pabrik ini sebut saja namanya Joni, tanpa disengaja Joni bertemu dengan Tukiyem dan akhirnya Joni pun membeli jamu nya Tukiyem. Diem-diem Joni sang manager pabrik lampu petromak ini tertarik dengan Tukiyem karena wajah Tukiyem lumayan manis serta badannya yang cukup semok. Lalu Joni pun menawari Tukiyem untuk alih profesi sebagai sekretaris Joni, sambil modus juga si Joni ini. Lalu Tukiyem dengan cepat menolak tawaran Si Joni ini dan berkata " Maaf pak, saya lebih suka jadi penjual jamu disini" Joni pun kaget karena baru kali ini ada yang menolak ditawari sebagai sekretaris manager pabrik lampu petromak, lalu Joni bertanya "Kenapa gak mau Yem?" Tukiyem berkata " Iya Jon, dengan menjual jamu ke Tukang Ojek saya berharap mereka ngojek nya tambah semangat dan akhirnya mereka bisa menafkahi keluarga mereka, jadi pahalanya akan besar dibandingkan jadi sekretaris bapak di perusahaan lampu petromak"- Keputusan Mbak Tukiyem adalah panggilan (calling), dimana ia lebih mempertimbangkan manfaat untuk orang lain dari pada mendapatkan materi semata.


Gambar: Kompas.com

Jika kita hubungkan dengan kehidupan kita sehari-hari terutama di dunia pekerjaan, bekerja karena sebuah panggilan adalah jauh lebih baik dari pada karena pilihan. Kalau kita bekerja karena panggilan, apapun tantangan dan kesulitannya akan dihadapi dengan ikhlas dan hasilnya pun lebih maksimal. Mengapa? karena mereka bekerja dengan niat baik dari hati, dan mereka tidak akan mudah stress jika masalah datang.

Salam.




Wednesday, March 11, 2015

Langkah














Aku melangkah dengan mantap
Menyusuri setiap jalan yang gelap
Kadang hati merasa gagap
Melihat keadaan yang terlihat senyap

Tidak ada waktu untuk berhenti berjalan
Tidak ada waktu untuk menyesali keadaan
Teruslah berjalan teruslah melangkah
Walau hati berselimut sunyi dan senyap

Aku melangkah karena janjiMu dalam kitab
Aku melangkah karena penantianMu di ujung jalan
Aku pastikan langkah kakiku ke garis depan
Untuk sebuah piala yang Engkau sediakan bagi pemenang





Tuesday, February 3, 2015

American Sniper, Patriotisme dan Kemanusiaan

Baru saja saya menyaksikan sebuah film yang berjudul American Sniper, sebuah film yang diangkat dari sebuah kisah nyata seorang sniper yang dikirim ke Irak. Film ini sangat menarik menurut saya, karena ceritanya mengandung banyak pesan-pesan positif, seperti nilai-nilai patriotisme, kemanusiaan, kesetiakawanan, dan juga pengorbanan.

Chris Kyle, seorang pemuda yang terpanggil menjadi tentara angkatan laut Amerika, di kesatuan elit Navy Seal sebagai seorang sniper. Kisahnya dimulai ketika ia menyaksikan pemboman Kedutaan Besar Amerika di Nairobi, kenya pada tahun 1998, dari sini ia terpanggil untuk membantu negaranya memberantas teroris. Puncaknya ketika terjadi serangan 11 September 2001 di menara kembar WTC di Amerika Serikat.
sumber: Wikipedia.org

Setelah dilatih, Chris Kyle kemudian dikirim ke Irak untuk membantu negaranya mencari orang-orang yang dianggap bertanggung jawab terhadap serang 11 September tersebut. Chris Kyle adalah sniper paling mematikan dalam sejarah militer Amerika, karena banyaknya korban yang ia bunuh pada saat bertugas di Irak. Berbagai pertempuran pun ia lewati, dan banyak rekan sesama anggota militer yang berhasil ia selamatkan dalam pertempuran di Irak.

Buat saya cerita ini menarik, karena Chris Kyle yang diperankan oleh Bradley Cooper terpanggil untuk menjadi tentara melihat banyaknya tentara dan orang Amerika yang menjadi korban terorisme. Bahkan ia rela meninggalkan istri dan anaknya yang masih kecil untuk berperang ke daerah perang di Irak. Sebuah tindakan yang mengorbankan kehidupan pribadinya demi membantu negaranya. Banyak aksi-aksi heroik yang dilakukan oleh Chris Kyle, ada satu cerita yang memperlihatkan ia dengan cekatan membantu tim nya yang sedang di serang oleh teroris. Tindakan yang sebenarnya bukan jobdesk nya, tapi ia lakukan demi membantu rekan sesama timnya. Dalam misinya, Chris Kyle akhirnya berhasil menuntaskan misinya di Irak, dan berhasil membunuh seorang sniper disebut sebagai Mustafa yang banyak membunuh rekan timnya sesama anggota Navy Seal. Sayangnya Chris Kyle tewas dibunuh oleh anggota veteran perang Amerika, sebuah kisah yang menurut saya antiklimaks. Tidak seperti film-film heroik yang biasanya, tokoh utama dalam film American Sniper ini pada akhirnya tewas dan ini merupakan kisah sesungguhnya dari wafat nya Almarhum Chris Kyle.

Ada nilai-nilai yang patut ditiru di dalam film ini menurut saya, diantaranya bagaimana sebuah pekerjaan jika dilakukan dengan keinginan yang baik, saya lebih senang menyebutnya panggilan, maka hasilnya pun akan baik pula. Kisah ini tidak berfokus pada ending story yang menyenangkan, namun pada proses, dimana Chris Kyle begitu berniat untuk bekerja semaksimal mungkin membantu negaranya dalam peperangan di Irak, serta andil nya yang sangat besar untuk timnya. Nilai lainnya adalah pengorbanan, dimana ia rela meninggalkan keluarganya demi membantu negaranya.

Dalam kehidupan nyata, bila kita bekerja secara ikhlas dengan niat yang baik, maka hasilnya pun akan baik pula. Ada kalimat menarik dalam percakapan film ini, yakni ketahuilah siapa anda, supaya anda tahu untuk apa anda dilahirkan. Sangat inspiratif menurut saya.

Salam.


Monday, January 19, 2015

Dari Apartemen, Kembali ke Kost2an..


Tidak terbayangkan bagi saya memiliki pengalaman untuk tinggal di apartemen mewah di Jakarta, ya itulah yang saya alami ketika saya tinggal di apartemen milik teman saya di pusat kota Jakarta -Rasuna Said. Ceritanya begini, ketika itu saya ingin mencari kost2an yang dekat tempat saya bekerja di daerah kuningan Barat. Cari punya cari, ternyata gak dapet-dapet kost2an yang cocok baik dari segi kantong, maupun kenyamanan. Sekalinya dapet yang cocok, atapnya bocor pula..akhirnya batal ngekost di tempat itu. 

Entah mengapa setiap nyari kost2an, yang punya selalu bilang "lagi gak ada yang kosong..." apa mungkin tampang saya tampang bakal nunggak kos2an, sehingga mereka pada bilang begitu..hanya Tuhan yang tahu. Pastinya semua gang, jalan sempit, lorong-lorong kecil sudah saya telusuri tetapi hasilnya nihil. Mungkin seperti Pak Jokowi blusukan, hanya saja saya gak sampai ke gorong-gorong untuk mencari kost-kostan. 

Memang benar pepatah yang mengatakan, kalau kita berusaha pasti ada jalan. Di saat hampir putus asa dalam mencari kost-kostan, tiba-tiba teman saya menawarkan apartemen ke saya dengan syarat dan ketentuan berlaku -mirip iklan yang ada jebakan Batman nya-, syarat nya adalah harus siap pindah ketika ada yang ingin menyewa apartemen itu. Maklum saya hanya membayar seharga kost-kostan, dengan kualitas apartemen yang mewah.

Akhirnya saya Deal dengan teman saya, saya pun begitu gembira karena bisa merasakan tinggal di apartemen dengan harga kost-kostan walaupun terbayang syarat dan ketentuan berlaku nya yang mengerikan itu. Saya pun tinggal di apartemen tersebut hampir sekitar 6 bulan. Memang enak tinggal di apartemen, setiap turun ke bawah, satpam selalu hormat, dengan mengatakan "selamat pagi/malam pak". Saya bak bos besar yang punya apartemen mewah, yang selalu di hormati pada saat keluar dan masuk apartemen.

Singkat cerita, hari yang ditakuti itu pun datang juga. Teman saya mengatakan bahwa akan ada penyewa baru yang akan menghuni apartemen tersebut, mendengar kata-katanya itu saya bak disambar petir di siang bolong.  Saya pun pura-pura menjawab santai saja, dan berpura pura tidak kecewa dan mengatakan "Ok, gak masalah, memang pada akhirnya pasti ada yang menyewa kan", padahal dalam hati saya berkata, "kampret, keluar juga gw dari tempat yang enak ini.."

Akhirnya saya pun kembali ke habitat semula, yaitu kost-kostan berukuran 3X4 meter yang tidak begitu jauh dari kantor tempat saya bekerja. Hari pertama tinggal di kost-kostan, saya meriang, mencret, dan sakit kepala. Maklum saja, tadinya yang tinggal di apartemen, tiba-tiba tinggal di kost-kostan sempit..Sakitnya Tuh Disini..."
Hari demi hari saya pun berjuang untuk menyesuaikan diri di kost-kostan tersebut, Akhirnya sekitar seminggu saya baru bisa menerima keadaan yang memilukan ini, seraya berkata dalam hati" mudah-mudahan saya bisa punya apartemen suatu saat nanti..Aminnnn....!
Sesudah tinggal dua bulan di kost-kostan, akhirnya saya baru benar-benar bisa tinggal dengan nyaman di kost-kostan ini, dan mendapatkan hikmah dari peristiwa ini, yakni yang penting adalah bukan seberapa besar tempat tinggal yang kita huni, tetapi seberapa nyaman tempat tinggal itu..*seraya mengelus dada dan mencoba menerima keadaan ini.

Sekian cerita saya, semoga bermanfaat.

Salam,