Saturday, June 22, 2013

Diskusi Bersama Mr. Carbahal


Pagi ini tepat pukul 7.30 WIB, saya sudah berada di hotel Le Meredian, Jakarta. Agenda acara hari ini adalah berdiskusi masalah bisnis dengan Mr.Carbahal, CEO Bata Shoes Organization asal Peru. Perawakannya cukup besar, ramah, dan memiliki business mind set yang bisa dibilang taktis. Kami memulai memperkenalkan diri kepada beliau dan sekaligus menjelaskan program kami masing-masing yang bisa di buat. Satu persatu dari kami menjelaskan, suasana agak tegang pada saat pertama kali, namun beliau bisa menjadi ice breaking, ketika mengatakan jangan terlalu tegang dan formal. Biasa saja, karena ini hanya bincang-bincang di hari sabtu, "lihat saya, hanya mengenakan baju lengan pendek" begitu kira-kira kata beliau. Suasana pun menjadi cair, dan kami bisa menjelaskan program kami dengan baik. Saya pribadi merasa puas dengan gaya bicara saya ketika tiba giliran saya bicara, dan tidak terlalu grogi pada saat bicara. Beliau pun cukup antusias mendengar celoteh saya.


Namun, diskusi hanyalah diskusi, peperangan sebenarnya adalah bagaimana menjalankan apa yang telah didiskusikan dengan sempurna, sehingga strategi dapat berjalan dengan baik. Ada kata-kata yang cukup menarik yang saya ingat ketika salah satu tim dari CEO bicara, lebih baik bad strategi, good execution, dari pada Good strategy, bad execution. Artinya action lebih penting dari pada planning yang muluk-muluk. Good point!
Saya juga yakin, peperangan sesungguhnya bukanlah pada saat diskusi yang memukau dan dapat tepuk tangan, tapi peperangan sesungguhnya pada saat kita bekerja sama dengan orang lain, melakukan eksekusi planning, dan bagaimana interaksi kita dengan orang lain. Itulah perjuangan yang sesungguhnya. Semoga saya bisa melalui nya, dan mari kita berjuang!

Salam akhir pekan.


*ditulis disebuah kost-kostan sederhana di Kuningan (HR.Rasuna Said)

Sunday, June 16, 2013

Semut-Semut Yang Rakus

Pagi ini, saya melihat segerombolan semut mati di dalam cangkir yang berisi sedikit teh manis sisa kemarin. Semut-semut tersebut mati karena mencoba meminum habis sisa teh manis yang ada di gelas. Seandainya semut-semut tersebut hanya meminum secukupnya sisa teh manis tersebut dan berbagi dengan yang lain, maka mungkin semut-semut tersebut tidak akan tenggelam dan mati di dalam sisa teh manis itu.


Dalam hidup memang kita selalu ingin mendapatkan segala sesuatu sebanyak-banyaknya, tidak perduli bagaimana cara dan kerasnya mendapatkannya. Bahkan terkadang, bagian orang lain pun kalo bisa kita embat juga. Itulah naluri manusia, bahkan saya pun juga mungkin sering melakukan hal itu. 
Kita melihat beberapa hari atau bulan ini, banyak sekali para pembesar yang masuk penjara akibat ketamakan nya memperoleh harta. Akibatnya, masa muda di pakai untuk mencari harta sebanyak-banyaknya, bahkan hak orang pun di sikat juga, dan masa tua nya dihabiskan di balik jeruji besi. Tuhan memang adil, barangkali itu adalah contoh yang Tuhan berikan, bahwa, manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari kebaikan-kebaikan yang kita berikan untuk orang lain. Jika kita mempunyai makna bagi orang lain, atau berguna, ya, itulah hidup yang sesungguhnya, bukan hanya dari makan dan minum saja.

Pelajaran dari para semut yang mati di segelas teh mengingatkan kita, bahwa sebaiknya jauhkan diri kita dari ketamakan, dan mari berbagi dengan orang lain. Maka kita akan memiliki makna hidup sesungguhnya.

Salam.

Sunday, June 2, 2013

Pelajaran dari Rakyat Kecil

Hari ini saya mendapatkan pelajaran berharga dari tukang Teh Botol dan Tukang Ketoprak di dekat kost-kostan saya. Pada siang hari, saya mencoba untuk mencari warung makan karena perut sudah terasa keroncongan dan bunyi yang bertalu talu, tetapi hampir semua warung makan tutup karena hari ini adalah hari minggu alias libur bekerja. Saya melihat hanya tukang ketoprak saja dan tukang nasi goreng yang ada, lalu saya menjatuhkan pilihan pada ketoprak sebagai menu santap siang saya. 

Pada saat ketoprak di sajikan, saya meminta teh botol sebagai teman makan ketoprak saya, dengan sigap  tukang ketoprak berteriak memanggil tukang teh botol untuk memberi teh botol yang saya minta.
Lalu saya berpikir, seharusnya tukang ketoprak ini bisa juga menjual teh botol, atau air minum lainnya sebagai teman ketoprak, karena orang makan pasti minum juga. Dengan begitu, tukang ketoprak ini bisa mendapatkan keuntungan yang lebih besar. Namun itu tidak dia lakukan, agar rekannya yang lain sesama pedagang kaki lima juga bisa mendapat rezeki dari usahanya itu. Pedagang ketoprak ini sudah mengajari saya bagaimana kita harus saling berbagi dalam kehidupan ini, ternyata pelajaran moral tidak didapat dari buku-buku moral atau etika yang dijual di toko-toko buku, namun dengan mudah kita bisa melihat dari wong cilik-wong cilik ini bagaimana meraka mempraktekkan cara berbagi terhadap sesama dan juga melakukan persaingan yang sehat sesama pedagang kaki lima.


Berbeda sekali dengan para koruptor, dan politikus dan juga beberapa pejabat negara, yang rela mengorbankan hak-hak orang lain untuk kepentingan pribadi mereka. Lihat saja mereka-mereka yang ditangkap oleh KPK, mereka adalah orang-orang berpendidikan tinggi dan memiliki jabatan tinggi, tapi kelakuan mereka seperti bandit-bandit bengis dan rakus. Mereka seharusnya belajar dari tukang ketoprak dan tukang teh botol ini, bagaimana di dalam hidup harus memikirkan orang lain, bukan hanya kepentingannya sendiri.

Ternyata pendidikan tinggi tidak menjamin orang menjadi terdidik dan peduli sesama , namun kesadaran untuk saling berbagi lah yang membuat orang mampu saling membantu seperti yang dilakukan wong cilik ini, yang nota bene tidak meiliki pendidikan formal yang tinggi seperti para koruptor...

Salam.






Kemampuan Membuat Keputusan


Dalam kehidupan, kita selalu membuat sebuah keputusan-keputusan baik itu besar atau pun keputusan kecil. Contoh sebuah keputusan misalnya keputusan memilih sekolah, keputusan memilih pekerjaan, atau bahkan memilih menu makanan. Kita sering mendengar bahwa banyak orang tidak mampu membuat keputusan secara cepat. Terlalu banyak pertimbangan untung rugi dan sifat yang plin plan membuat keputusan semakin lama kita buat.

Saya setuju dengan perkataan orang yang mengatakan bahwa kita memang harus membangun skill untuk membuat keputusan secara cepat dan tepat. Boleh saja kita mengukur untung rugi akan sebuah keputusan yang akan kita ambil, namun jangan terlalu banyak memakan waktu sehingga menjadi wasting time. Lihat saja pemerintah yang plin plan dalam mengambil keputusan tentang dihapus atau tidaknya subsidi BBM (bahan bakar minyak), yang dibuat bingung bukan hanya pemerintah itu sendiri, namun masyarakat luas di buat bingung akan ketidakjelasan tersebut.

Menurut saya, kita harus mampu membuat keputusan secara cepat, dan tepat, dan yang paling penting tidak ragu-ragu dalam mengambil keputusan. Kesalahan adalah hal biasa, namun ketegasan adalah hal luar biasa yang harus dibangun sejak dini.