Tuesday, May 11, 2021

"Bumi Manusia", Sebuah Novel yang Mengganggu Batin.

Novel "Bumi Manusia"

Bumi Manusia adalah sebuah karya sastra dari Pramoedya Ananta Tour, merupakan karya novel yang terdiri dari empat bagian (Tetra Logi). Buku ini saya beli sudah lama, sekitar dua tahun lalu, namun baru sempat di baca baru-baru ini. 

Saya bukan ingin mengulas jalan cerita dari novel tersebut secara detail, namun hanya ingin memeberikan sedikit "unek-unek" tentang novel atau karya sastra ini. 

Pada dasarnya, novel ini menceritakan tentang suatu masa pada jaman Hindia Belanda atau masa penjajahan Belanda di Indonesia kala itu. Dalam novel Bumi Manusia ini, ada beberapa tokoh utama yakni Minke, seorang muda yang terpelajar berpendidikan Eropa, lalu ada sebuah keluarga yang cukup terpandang, karena Seorang wanita pribumi yang menikah dengan bangsawan Belanda yakni Nyai Ontosoroh, dan menikah dengan Herman Mellema. Lalu keluarga ini memiliki anak laki-laki yang sering di panggil Robert dan Annelis seorang gadis cantik, atau kalau sekarang di sebut gadis Indo.

Pada suatu ketika, Ayah dari Annelis yang seorang Eropa ini meninggal dunia di racun oleh seorang Tiongkok, lalu singkat cerita menikah lah Annelis dan Minke, kebahagiaan yang tidak bertahan lama. Karena setelah itu, keluarga almarhun Tuan Herman Mellema di Belanda meminta hak harta yang di miliki Nyai Ontosoroh yang adalah ibu Annelis. Lalu keluarga Annelis di bantu Minke melakukan perlawanan di pengadilan, namun amat disayangkan, mereka kalah melawan keluarga besar almarhun Robert.

Yang membuat saya kecewa adalah, bahwa Annelis diharuskan dibawa ke Belanda dalam isi tuntutannya tersebut. Pada akhirnya, keluarga Annelis dan Ibu nya termasuk Minke kalah dalam perkara tersebut. Harta dan termasuk Annelis pada akhirnya harus di bawa ke Belanda.

Yang mengganggu saya adalah, mengapa Minke tidak ada perlawanan yang "sampai titik darah penghabisan" dalam merebut Annelis. Karena di ceritakan, pada saat mereka kalah, sepertinya tidak ada usaha Minke dalam merebut Annelis dari orang Belanda tersebut. Pikiran saya seharusnya Minke membawa lari Annelis atau berjuang sampai titik darah penghabisan merebut Annelis, karena Annelis adalah harga diri Minke dan bagian yang tak ternilai dalam hidup Minke.

Kekecewaan saya berikutnya adalah, Annelis di gambarkan sebagai wanita yang lemah. Puncaknya, pada saat ia di bawa dengan kapal ke Belanda, dia sakit-sakitan karena putus asa. Annelis tidak memiliki daya juang sama sekali untuk bertahan hidup, atau tidak punya keinginan untuk bertemu kembali dengan Minke suaminya dan Ibu nya tersebut. Pada novel Bumi Manusia ini, tidak di kisahkah bagaimana nasib Annelis selanjutnya, baru pada novel berikutnya dari rangkaian tetra logi, yaitu Anak Semua Bangsa, Annelis di ceritakan meninggal dunia.

Saya sangat terpukul sekali melihat nasib tragis Annelis, yang menjadi korban melawan kesewenang-wenangan bangsa Eropa, yang seperti tidak mengganggap orang pribumi sebagai bangsa yang harus di hormati. Inilah mengapa saya sangat sedih melihat cerita cinta Minke dan Annelis, dan mengganggu batin saya, tidak "happy ending".




No comments:

Post a Comment