Sunday, February 10, 2019

Rumput dan Manusia

Secara harfiah dan tata bahasa, tidak ada hubungan antara rumput dan manusia, keduanya adalah entitas yang berbeda. Manusia adalah mahluk mulia, yang diciptakan sempurna oleh Allah, sedangkan rumput adalah hanya ciptaan komplementer atau pelengkap saja yang menunjang kehidupan manusia secara tidak langsung.

Rumput itu memiliki sifat tumbuh yang sementara, dan tidak abadi. Semakin lama rumput akan semakin tinggi dan bentuknya akan semakin tidak beraturan. Jika kita memelihara atau menanam rumput di halaman rumah, maka rumput tersebut akan kita potong secara teratur dan berkala bila sudah panjang dan tidak beraturan. Rumput yang hari ini kita lihat, mungkin besok sudah tidak ada dan berganti dengan rumput-rumput yang lain.

Begitu juga dengan manusia, ada batas kehidupan yang diberikan oleh Tuhan kepada setiap manusia. Kematian adalah keniscayaan bagi semua mahluk hidup, termasuk manusia. siklus manusia dilahirkan, menjadi dewasa, tua, dan meninggal. Tidak ada yang dapat menghindar dari siklus kehidupan tersebut, apakah seorang raja, rakyat jelata, atau siapapun dia, bagi mahluk hidup seperti manusia, mati adalah sebuah kepastian.

Kembali ke judul tulisan ini, berarti ada kesamaan antara sifat rumput dan manusia yakni sama-sama akan hilang dari muka bumi ini pada saatnya nanti. Rumput yang hari ini ada, besok belum tentu ada, sama dengan manusia.

Suatu saat, saya melihat foto seorang jendral tentara yang terkemuka pada waktu mudanya. Jendral tersebut begitu gagah, di pundaknya bertabur bintang lambang kekuasaan dan pangkat hierarki yang tinggi di militer. Namun saya melihat orang yang sama pada masa tuanya, seorang jendral tentara yang sudah pensiun dan menua. Jalannya nya pun sudah lambat, tidak seperti sewaktu muda begitu gagah dan kelihatan hebat.
Itulah sifat manusia, tidak ada yang abadi termasuk kejayaan, semua akan berlalu pada waktunya.

Daud adalah raja yang di urapi Tuhan, Daud dalam nyanyiannya berkata " manusia itu seperti rumput dan bunga, yang hari ini ada, maka besok sudah tidak ada, bahkan tempatnya pun tidak mengenalinya lagi.

Hidup ini indah dan berharga, namun akan hilang pada waktunya, maka mensyukuri hidup adalah keharusan, karena hidup terlalu singkat untuk di lewati begitu saja.

Salam.

No comments:

Post a Comment